Soal dan Jawaban PAI XI SMA Smstr 1 Kurikulum 13 Revisi
















Kunci Jawaban :
11.       A
22.       D
33.       C
44.       D
55.       E
66.       A
77.       E
88.       E
99.       B
10.   C
11.   A
12.   D
13.   A
14.   B
15.   C
16.   E
17.   A
18.   A
19.   A
20.   B

   

Puisi - Hitamnya Mengecup Pilu

Hitamnya Mengecup Pilu



Perlahan rintihan duka mulai menghujam
Menyelimuti tawa yang dulu terpancar
Sepintas sejuk menyapa keraguan
Namun keyakinan meruntuhkan harapan
Senyum yang biasa ia tunjukkan
Kini terlena pesona sinar mata
     Indahnya melunturkan
     Noda-noda perlahan menggoda
     Risalah berkata namun logila gila
     Mata buta karna pesona
     Telinga pun tuli akan nasehat kehidupan
     Bibir bisu mengucap maaf
Merintih diantara perih
Rantai tajam mencekik ego
Terlambat tuk kembali
Mengharap hitam jadi putih
Bersihkan noda pekat pengganggu
Yang ada putih jadi hitam
Putihnya kini tinggal kenangan
Terbawa hitam memaksa lembut
Merayu-rayu disela kata
     Oh... biarlah saja hitam itu hitam
     Jangan kau harap jadi putih
     Jangan kau korbankan sang putih
     Sehingga berubah hitam tersentuh noda


Karya : Risma Nurtrifani

Puisi - Tarian Tinta Disela Flamboyan


 Tarian Tinta Disela Flamboyan Merah



Aku kembali mengambil tinta
Menulis ceritaku tanpa si dia
Menjatuhkan pena diujung lembar
Kertas putih bergaris mengukir nama
Dia yang kini dengan gadisnya
Meninggalkan aku bersama senja
                Flamboyan merah mengintip-intip
                Saat bias orange mulai masuk tenggelam
                Mempermalukan ku yang masih merindukan dia
                Dia yang merindukan gadisnya
                Terlambat ku tau faktanya
                Saat rasa mengakar di ujung kalbu
Syair-syair telah banyak ku dendangkan
Mengucap namanya bersama nada
Haha.. apalah daya ku?
Yang tak bisa menggambar alis dan melukis gincu?
Apalah dayaku? Yang hanya bisa merakit bait jadi lagu?
Lirik tak jauh dari kisahku
Dibujuk harapan dan khayalan

Tak bisa bedakan cinta dan kawan

karya : Risma Nurtrifani

Puisi - Haruskah Aku Kembali

Haruskah Aku Kembali





Maaf..
Mungkin kau hanya tertegun mendengarnya
Maaf..
Bilamana rasaku mempermalukanmu
Jangan kau tanya mengapa
Ku harap kau mengerti apa maksudnya
      Ya, harusnya aku lebih mengerti
      Ya, harusnya aku menyadari posisi mu
      Siapa aku? Yang semudah itu memiliki rasa untukmu
      Menganggap lebih perhatian yang kau beri
      Bahwasanya tak hanya aku yang kau beri
Ketika engkau membuat jarak padaku
Aku akan membangun jarak berdinding pada rasaku
Mendirikan benteng berduri disekitarku
Agar tak berlarian mencarimu
Mendekatimu kembali..
      Kau yang sedari awal tak pernah menginginkan ku miliki rindu ini
      Tak pernah menginginkan ku miliki rasa ini
      Terkadang ia datang tanpa menyapa
      Hadir tanpa sengaja tinggal
      Salahkah bila aku mencintaimu?
Mungkin kebodohanku menyakitimu
Mempermalukanmu di hadapan temanmu
Mempermalukanmu di muka gadismu
Maafkan aku..
Gadis itu bukan diriku
Gadis itu ia..
Yang sejalan bersamamu
Menatapku kecewa saat lisanku menyebut namamu
Maafkan aku..
Yang tak pernah menyadari dimana posisiku.


Karya : Risma Nurtrifani
Powered by Blogger.

Total Pageviews

Visitors

Flag Counter