Puisi - Penerbangan Terakhir




Penerbangan Terakhir




Senandung kematian mulai menggema
Disela-sela cahaya lilin yang mulai padam
Merintih pada rangkaian perih yang pedih
Detik jam dinding pun tak kuasa terhenti
Lihat ia, terbujur kaku dalam buaian asa
Terlelap dalam tidur abadi tanpa mimpi
Air mata tak lagi sanggup membawanya kembali
                        Lihat ia, suamiku
                        Tetap memikat walau jiwa tak lagi diraga
                        Bekas dekap terakhirnya masih bisa ku rasa
                        Penerbangan pukul 5 kala itu berakhir sendu
                        Tak lagi ada kecupan dikeningku
Aku benci menatap mega
Karna mega akan membawa kenanganku dengannya
Jangankan menatap badan pesawat itu
Untuk mendengar namanya aku tak kuasa
Biarlah,  kini aku benci pada langit
Birunya mengalirkan air mata yang kini masih tertahan
Biarlah saja, aku tak ingin terbang melewati batas kota lagi.


Karya : Risma Nurtrifani

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Total Pageviews

Visitors

Flag Counter