Penerbangan
Terakhir
Senandung kematian
mulai menggema
Disela-sela cahaya
lilin yang mulai padam
Merintih pada rangkaian
perih yang pedih
Detik jam dinding pun
tak kuasa terhenti
Lihat ia, terbujur kaku
dalam buaian asa
Terlelap dalam tidur
abadi tanpa mimpi
Air mata tak lagi
sanggup membawanya kembali
Lihat ia, suamiku
Tetap memikat walau jiwa tak lagi diraga
Bekas dekap terakhirnya masih bisa ku rasa
Penerbangan pukul 5 kala itu berakhir sendu
Tak lagi ada kecupan dikeningku
Aku benci menatap mega
Karna mega akan membawa
kenanganku dengannya
Jangankan menatap badan
pesawat itu
Untuk mendengar namanya
aku tak kuasa
Biarlah, kini aku benci pada langit
Birunya mengalirkan air
mata yang kini masih tertahan
Biarlah saja, aku tak
ingin terbang melewati batas kota lagi.
Karya : Risma
Nurtrifani
0 comments:
Post a Comment