Di Teluk Bayur Merindu Sembilu
Lembaran kisah
ingin ku ceritakan pada mega-mega
Diujung senja
berpadu membentuk jingga
Di Teluk Bayur
Sumatra Barat
Rentetan duka
melebur bersama angin yang menyapa
Rinduku karam di
deretan pantai menatap karang
Luka telah menyatu
pada sembilu
Menyembunyikan
perih merintih
Langit sebagai atap tak lagi melindungi
Air mata mengucur melukis danau nestapa
Nelangsa raga tanpa jiwa
Terombang ambing tanpa kata
Kuncup-kuncup bunga melayu perlahan
Merajuk pada ranting-ranting batang
Apalah guna ?
Dikau pun kini
telah tuli
Telah buta pada
rangkaian warna
Tak pedulikan
daku yang merindu
Huh,, sial
sungguh nasibku
Menanti dikau di
rantau
Tak beri kabar
walau telah petang
Kini Teluk Bayur
amatlah jenuh
Melihatku selalu
datang kala petang
Bersama
puisi-puisi yang sama
Bait-bait yang
ku dendangkan bersama syair duka
Sampailah aku pada batasku
Sampailah aku pada kesedihanku
Terlunta pada setiap janji tanpa kata
Pergilah sayang, jangan kau dengar lagi senandungku
Biarlah aku bersama burung nuri
Biarlah aku pada kesendirianku
Di Teluk Bayur
caraku mengenangmu
Karya : Risma
Nurtrifani
0 comments:
Post a Comment