Puisi - Hitamnya Mengecup Pilu

Hitamnya Mengecup Pilu



Perlahan rintihan duka mulai menghujam
Menyelimuti tawa yang dulu terpancar
Sepintas sejuk menyapa keraguan
Namun keyakinan meruntuhkan harapan
Senyum yang biasa ia tunjukkan
Kini terlena pesona sinar mata
     Indahnya melunturkan
     Noda-noda perlahan menggoda
     Risalah berkata namun logila gila
     Mata buta karna pesona
     Telinga pun tuli akan nasehat kehidupan
     Bibir bisu mengucap maaf
Merintih diantara perih
Rantai tajam mencekik ego
Terlambat tuk kembali
Mengharap hitam jadi putih
Bersihkan noda pekat pengganggu
Yang ada putih jadi hitam
Putihnya kini tinggal kenangan
Terbawa hitam memaksa lembut
Merayu-rayu disela kata
     Oh... biarlah saja hitam itu hitam
     Jangan kau harap jadi putih
     Jangan kau korbankan sang putih
     Sehingga berubah hitam tersentuh noda


Karya : Risma Nurtrifani

Puisi - Tarian Tinta Disela Flamboyan


 Tarian Tinta Disela Flamboyan Merah



Aku kembali mengambil tinta
Menulis ceritaku tanpa si dia
Menjatuhkan pena diujung lembar
Kertas putih bergaris mengukir nama
Dia yang kini dengan gadisnya
Meninggalkan aku bersama senja
                Flamboyan merah mengintip-intip
                Saat bias orange mulai masuk tenggelam
                Mempermalukan ku yang masih merindukan dia
                Dia yang merindukan gadisnya
                Terlambat ku tau faktanya
                Saat rasa mengakar di ujung kalbu
Syair-syair telah banyak ku dendangkan
Mengucap namanya bersama nada
Haha.. apalah daya ku?
Yang tak bisa menggambar alis dan melukis gincu?
Apalah dayaku? Yang hanya bisa merakit bait jadi lagu?
Lirik tak jauh dari kisahku
Dibujuk harapan dan khayalan

Tak bisa bedakan cinta dan kawan

karya : Risma Nurtrifani

Puisi - Haruskah Aku Kembali

Haruskah Aku Kembali





Maaf..
Mungkin kau hanya tertegun mendengarnya
Maaf..
Bilamana rasaku mempermalukanmu
Jangan kau tanya mengapa
Ku harap kau mengerti apa maksudnya
      Ya, harusnya aku lebih mengerti
      Ya, harusnya aku menyadari posisi mu
      Siapa aku? Yang semudah itu memiliki rasa untukmu
      Menganggap lebih perhatian yang kau beri
      Bahwasanya tak hanya aku yang kau beri
Ketika engkau membuat jarak padaku
Aku akan membangun jarak berdinding pada rasaku
Mendirikan benteng berduri disekitarku
Agar tak berlarian mencarimu
Mendekatimu kembali..
      Kau yang sedari awal tak pernah menginginkan ku miliki rindu ini
      Tak pernah menginginkan ku miliki rasa ini
      Terkadang ia datang tanpa menyapa
      Hadir tanpa sengaja tinggal
      Salahkah bila aku mencintaimu?
Mungkin kebodohanku menyakitimu
Mempermalukanmu di hadapan temanmu
Mempermalukanmu di muka gadismu
Maafkan aku..
Gadis itu bukan diriku
Gadis itu ia..
Yang sejalan bersamamu
Menatapku kecewa saat lisanku menyebut namamu
Maafkan aku..
Yang tak pernah menyadari dimana posisiku.


Karya : Risma Nurtrifani

Lirik Lagu Tulus - Ruang Sendiri

Tulus - Ruang Sendiri


Beri aku kesempatan tuk bisa merindukanmu
Jangan datang terus
Beri juga aku ruang bebas dan sendiri
Jangan ada terus
Aku butuh tahu seberapa ku butuhkanmu
Percayalah rindu itu
Baik untuk kita

Pergi melihatku menjelang siang kau tahu
Aku ada dimana sore nanti
Tak pernah sekalipun ada malam yang dingin
Hingga aku lupa rasanya sepi
Tak lagi sepi bisa ku hargai

Baik buruk perubahanku
Tak akan kau sadari
Kita berevolusi
Bila kita ingin tahu
Seberapa besar rasa yang kita punya
Kita butuh ruang

Pergi melihatku menjelang siang kau tahu
Aku ada dimana sore nanti
Tak pernah sekalipun ada malam yang dingin
Hingga aku lupa rasanya sepi
Tak lagi sepi bisa ku hargai

Kita tetap butuh ruang sendiri sendiri
Untuk tetap menghargai oh rasanya sepi

Pergi melihatku menjelang siang kau tahu
Aku ada dimana sore nanti
Tak pernah sekalipun ada malam yang dingin
Hingga aku lupa rasanya sepi

Pergi melihatku menjelang siang kau tahu
Aku ada dimana sore nanti
Tak pernah sekalipun ada malam yang dingin
Hingga aku lupa rasanya sepi
Tak lagi sepi bisa ku hargai
Tak lagi sepi bisa ku hargai


cr pict : cr : https://www.google.co.id/search?q=tulus+ruang+sendiri&espv=2&biw=1366&bih=662&site=webhp&source=lnms&tbm=isch&sa=X&sqi=2&ved=0ahUKEwigmOun1bbPAhVEoJQKHRA5A7QQ_AUICCgD#imgdii=KANVbcFrekXHQM%3A%3BKANVbcFrekXHQM%3A%3Bd2HQL0FogM1n6M%3A&imgrc=KANVbcFrekXHQM%3A

Puisi - Medan Gravitasi Di Ujung Senja

                                                        Medan Gravitasi Diujung Senja





Kau yang datang bersama senja
Menjemput harap dan sedikit impian
Kau tak peduli walau gelap semakin menghadang
Kau bawa cahaya, meski hanya redup kau tak menyerah
          Risma, kau bukanlah bintang diatas angkasa
          Kau bukanlah awan yang memberi air hujan
          Kau juga bukan sang surya
          Kau hanyalah malaikat kecil, yang diberi Tuhan untukku
          Kau hanyalah bintang kecil di pelupuk mataku
          Bukan hujan, tapi kau beri aku cinta disetiap harinya
Tawa mu, yang tiap kali aku melihatnya damai
Senyum yang tiap kali menatapnya aku terpesona
Seperti fisika, aku tertarik karena kau menarik
Seperti kimia yang mempelajari ikatan
Seperti geografi yang mempelajari hubungan
Seperti biologi yang mempelajari pasangan
Seperti bahasa yang mempelajari ungkapan
      Bahwa kau suka penjas, aku takut kau beri tolakan padaku
      Kau tahu mengapa aku begitu ingin mendekat padamu?
      Sebab kau memiliki gaya tarik yang besar
      Apa daya ku yang tak dapat menghindar dari gravitasi mu
Kini telah habis kataku
Tak ada lagi kalimat bermajas
Tak ada lagi kalimat berdiksi
Tak ada pun frasa yang dapat ku berikan
Hanya doa, dan seperti matematika yang mempelajari peluang dan kemungkinan
Secuil harapan dimasa depan, semoga tak kau anggap aku modus
Semoga selalu kau jaga hatimu
Semoga selalu kau jaga rasamu
Semoga selalu kau jaga cintamu
Selalu kau jaga untuk dia yang memang pantas untukmu
Dan ku harap dia itu aku

karya ; Risma Nurtrifani

Quotes Of The Day



Bahkan terkadang aku akan lebih memilih jalan yang lebih jauh hanya agar aku tidak putar balik.

Karena cinta tak akan pernah meminta. Hanya memberi. Memberi dengan hati yang tulus.

Janganlah cela mereka yang dalam proses berhijrah, sebab engkau tak pernah tau seberapa sulit dan keras rintangan yang mereka hadapi.

Tak perlulah engkau merasa sendiri, walaupun tak ada satupun yang tinggal untuk menemanimu, yakinlah dan teguhkanlah hatimu bahwasanya Allah selalu menemani dan mencintaimu, tak peduli bagaimana pun keadaanmu, karena hatimu terlalu indah untuk dimubadzirkan pada cinta yang tak semestinya.

Cukupkanlah saja orang tua ku menjadi prioritas utamaku, selebihnya ku ingin mereka bangga kepadaku.



Ketika aku dan kamu menjadi “kita” jangan pernah hilangkan DIA di hati kita. Karena DIA ALLAH Sang Maha Cinta.

kau umbar rasa cinta mu, kau koar-koar kan tanpa adanya rasa malu, ya ukhti.. Mengapa gerangan? Agar mereka tau bahwa kau sedang jatuh cinta? Merana karena merindu seseorang yg blm halal bagimu, seseorang yg blm tentu jd mahram mu.. Ya ukhti.. Tak takutkah engkau pd azab allah? Menukarkan kebahagiaan haqiqi dg kesenangan semu dunia mu.. Yaa ukthi, saudariku.. Jagalah hatimu, hanya untuk dia yg memang pantas mendapatkan mu sampai kan tiba waktu yg indah itu..

ya ukhti.. Bahagianya aku memiliki kalian, yg akan dg tegas berkata "tidakk!" jika menyangkut melanggar perintah Allah, dan senantiasa tak jemu mengingatkan dan mengajak untuk semakin lebih dekat kepada Allah, menuju Jannah-Nya bersama.. Subhanallah, semoga pertemanan ini tak hanya di dunia, tetapi sampai kelak di surga-Nya. Aamiin.

Kepuasan hati adalah saat dimana aku dapat membuat orang-orang disekitarku tersenyum karena ku 

Dia lelaki yg baik, sayang.. Mereka hanya melihat dr masa lalunya. Lihatlah ia, tak sekalipun terlambat menuju Masjid. Lihatlah ia, parasnya selalu basah karna air wudhu. Lihatlah ia, bibirnya selalu rindu mengumandangkan adzan. Lihatlah ia, tak sekalipun Al-Qur'an ditinggalkannya. Lihatlah ia, yang tak ingin jauh dr sajadah. Lihatlah lagi, ia selalu menundukkan kepala saat yang bukan mahramnya ada d dekatnya, bahkan hanya sekedar melintas. Lihat lelaki itu! Senantiasa menjaga lisan dan pandangannya. Senantiasa menjaga telinga dan perbuatannya. Mengapa masih menengok masa lalunya ? Ia telah berhijrah, mungkin kekhilafannya telah membutakannya dulu. Tapi, lihatlah ia sekarang.. Ia bersinar, ia bercahaya. Ia takut pada Tuhannya. Masihkah kalian mengumpat dan membencinya?

Munafik jika aku mengatakan aku tidak merindukan saat-saat dimana dulu rambutku terurai, memakai pakaian trend terkini yang memperlihatkan bentuk dan lekuk tubuh. Munafik jika aku bilang tak merindukan masa pacaran. Tapi aku sadar, jilbab yg ku kenakan ini melindungiku dr pandangan nafsu mereka, dari pandangan liar lelaki kurang ajar. Jilbabku ini memperkenalkan aku pada rasa malu. Malu saat para lelaki mengatakan "waw, kau cantik" "waw, kau putih" "waw, kau seksi" "waw, kau langsing" dan merasa malu, saat mereka mencintaiku karna parasku, bukan kepribadianku dan bukan karna Rabb-ku. Jilbabku selalu memperingatkanku saat ada niatan buruk sekecil apapun d hatiku. Dan sampai kapan jilbab ini akan bersamaku wallahualam.


Waktu Allah bilang pacaran itu dosa dan ngelarang buat pacaran, eh pura-pura ga denger, ga peduli. Giliran sakit hati, eh ngeluh dan curhat ke Allah. What do you mean ? --" πŸ˜‚πŸ˜†πŸ˜… inget ya ukhty, cowo yang baik ga bakalan ngajak kamu buat mendekati zina, mendekati maksiat. yaa kayak pacaran gitu contohnya πŸ˜ŒπŸ˜‰☺️😊


"Just Friend" its hurt.

Mereka mengatakan jarak itu menyiksa. Tidak! Bagiku jarak adalah penguat rasa, sebagai bukti apakah cinta itu masih ada atau enyah kemana, sebagai pertanda apakah kesetiaan itu masih ada, semakin menebal atau malah luntur bersama berlalunya waktu. Bagiku rindu itu manis, merekam kembali ingatan dahulu, memulai lagi memori ketika dulu, tersenyum pada setiap bayangan yg tergambar di pelupuk mata. Mengapa meragu? Keyakinan yg akan menyapa. Ini bukanlah tentang jarak. Bukan tentang batas kota dan negara. Bukan pula tentang waktu dan pengkhianatan. Ini tentang rindu, tentang cinta, tentang pengorbanan, tentang ketulusan dan kesetiaan.


Aku hanya ingin tahu seberapa jauh kau mengenalku 

<3




Hujan kamis malam awal Desember membawa aroma nostalgia tanpa bicara, aroma kenangan bercampur luka.

Diujung batas senja aku melukis serpihan kisah yang telah lama terlupa.

Seharusnya dia sudah kembali sekarang :"

Jika kau mengharapkan seorang gadis yg bisa menjadi pacarmu dan berpacaran dgn mu, berarti gadis itu bukanlah aku. Ya, aku menyukaimu. Tapi aku tak akan menukar akhiratku dg kebahagiaan semu. Jika memang kau mencintaiku, datanglah kerumahku bersama keluargamu, ucapkan janji itu d dpn penghulu dan waliku.

Walaupun sudah jarang tapi masih ada :)semoga aku kebagian ya :"

Senja ke-2 awal Desember membuka perih yg dulunya sempat terobati. Senja muda mengecup luka yg terbuka. Aah, apakah aku harus membicarakan cinta? Cinta pertama awal remaja. Sudahlah, jangan semakin kau koyak hatiku. Tertawa kau melihat candu kembali meracuniku. Pergilah saja! Bersama senja yg mendatangkanmu.

Hai cinta ! Semoga takkan pernah henti kau baca AyatNya :) membaca risalah dari Rabb kita :) siapapun engkau, aku akan menantimu.. Menantikan saat engkau membimbingku, mengajariku dan bersama-sama membaca kitabNya :)




:)

Puisi - Izinkan Aku Menjadi Makmum Mu

Izinkan Aku Menjadi Makmum Mu..


Kau yang menyatukan tanganmu saat mereka mendekat
Kau yang tak pernah berhenti bermunajat
Kau yang tak sekalipun tinggalkan dzikkir kepada-Nya
Kau yang selalu menyebut Asma-Nya
Kau yang selalu menjaga matamu dari pandangan menggoda iman
Tak pernah sepi walau kau selalu sendiri
Cukupkanlah hatimu pada cinta yang haqiqi
Cinta pada-Nya
                Kita saling mengenal walau tak bertegur sapa
                Kita saling mengerti walau tak saling berbicara
                Berkenalan tak harus menggunakan lisan
                Bersalaman tak harus saling bersentuhan
                Kita saling mendoakan
Melepas rindu dalam setiap doa yang tak terucap
Saling melihat walau mata tak pernah memandang
Selalu percaya walau tak ada kata menjelaskan
Saling menjaga meski kita tak pernah berjumpa
Cukupkanlah aku yang menjadi makmum mu
Cukupkanlah engkau sebagai imamku
Nahkoda yang membawaku berlabuh pada cinta
Cinta yang tak pernah meminta
Tanpa syarat
                Cukupkanlah sahaja cinta bersama mu,
                Cinta atas izin Rabb-ku, yang memilihmu menjadi takdirku
                Bilamana dua insan tak saling mengenal, menyatu dalam perahu kehidupan
                Menyelami bahtera menuju Jannah-nya
                Ketika aku, kamu menyatu dalam kata “kita”
                Tak akan pernah meninggalkan DIA
                DIA-lah Allah Ta’alla sang Maha Cinta
                Pemilik kesempurnaan cinta sejati
Mengapa kita selalu resah kala sendiri?
Mengapa kita perlu merasa sepi?
Kala Allah tak pernah sejenakpun pergi?
Kala Allah selalu ada untuk menemani?
Tak peduli bagaimana pun keadaanmu
Tak peduli betapa kelamnya masa lalu mu
Tak peduli seberapa sering kau melupakan-Nya
Allah Azza Wajalla tetaplah mencintaimu
Berharap kau tak mubadzirkan perasaanmu
Memubadzirkan hatimu..
Memubadzirkan air matamu..
DIA tak pernah ingin engkau terluka
Memikirkan dan patah hati oleh seseorang yang belum tentu jodohmu
                Masih ragukah engkau pada-Nya?
                Kepada DIA yang sangat menyayangimu?
                Cintailah aku, tanpa pernah mengurangi rasa cintamu kepada-Nya
                Cintailah aku, dalam upayamu melengkapi kecintaanmu pada Tuhanmu
                Cintailah aku, tanpa pernah meninggalkan Rabb-mu
                Karna aku akan melakukan hal yang sama,
                Mencintaimu atas seizin Tuhanku
                Mencintaimu dalam upayaku melengkapi kecintaanku pada Tuhanku
                Lalu, nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan ?

Karya : Risma Nurtrifani

Powered by Blogger.

Total Pageviews

Visitors

Flag Counter