Izinkan Aku Menjadi Makmum Mu..
Kau yang
menyatukan tanganmu saat mereka mendekat
Kau yang tak
pernah berhenti bermunajat
Kau yang tak
sekalipun tinggalkan dzikkir kepada-Nya
Kau yang
selalu menyebut Asma-Nya
Kau yang
selalu menjaga matamu dari pandangan menggoda iman
Tak pernah
sepi walau kau selalu sendiri
Cukupkanlah
hatimu pada cinta yang haqiqi
Cinta
pada-Nya
Kita saling mengenal walau tak
bertegur sapa
Kita saling mengerti walau tak
saling berbicara
Berkenalan tak harus menggunakan
lisan
Bersalaman tak harus saling
bersentuhan
Kita saling mendoakan
Melepas
rindu dalam setiap doa yang tak terucap
Saling
melihat walau mata tak pernah memandang
Selalu
percaya walau tak ada kata menjelaskan
Saling
menjaga meski kita tak pernah berjumpa
Cukupkanlah
aku yang menjadi makmum mu
Cukupkanlah
engkau sebagai imamku
Nahkoda yang
membawaku berlabuh pada cinta
Cinta yang
tak pernah meminta
Tanpa syarat
Cukupkanlah sahaja cinta bersama
mu,
Cinta atas izin Rabb-ku, yang
memilihmu menjadi takdirku
Bilamana dua insan tak saling
mengenal, menyatu dalam perahu kehidupan
Menyelami bahtera menuju
Jannah-nya
Ketika aku, kamu menyatu dalam
kata “kita”
Tak akan pernah meninggalkan DIA
DIA-lah Allah Ta’alla sang Maha
Cinta
Pemilik kesempurnaan cinta
sejati
Mengapa kita
selalu resah kala sendiri?
Mengapa kita
perlu merasa sepi?
Kala Allah
tak pernah sejenakpun pergi?
Kala Allah
selalu ada untuk menemani?
Tak peduli
bagaimana pun keadaanmu
Tak peduli
betapa kelamnya masa lalu mu
Tak peduli
seberapa sering kau melupakan-Nya
Allah Azza
Wajalla tetaplah mencintaimu
Berharap kau
tak mubadzirkan perasaanmu
Memubadzirkan
hatimu..
Memubadzirkan
air matamu..
DIA tak
pernah ingin engkau terluka
Memikirkan
dan patah hati oleh seseorang yang belum tentu jodohmu
Masih ragukah engkau pada-Nya?
Kepada DIA yang sangat
menyayangimu?
Cintailah aku, tanpa pernah
mengurangi rasa cintamu kepada-Nya
Cintailah aku, dalam upayamu
melengkapi kecintaanmu pada Tuhanmu
Cintailah aku, tanpa pernah
meninggalkan Rabb-mu
Karna aku akan melakukan hal
yang sama,
Mencintaimu atas seizin Tuhanku
Mencintaimu dalam upayaku
melengkapi kecintaanku pada Tuhanku
Lalu, nikmat Tuhan manakah yang
engkau dustakan ?
Karya :
Risma Nurtrifani
0 comments:
Post a Comment