Quotes Of The Day



Bahkan terkadang aku akan lebih memilih jalan yang lebih jauh hanya agar aku tidak putar balik.

Karena cinta tak akan pernah meminta. Hanya memberi. Memberi dengan hati yang tulus.

Janganlah cela mereka yang dalam proses berhijrah, sebab engkau tak pernah tau seberapa sulit dan keras rintangan yang mereka hadapi.

Tak perlulah engkau merasa sendiri, walaupun tak ada satupun yang tinggal untuk menemanimu, yakinlah dan teguhkanlah hatimu bahwasanya Allah selalu menemani dan mencintaimu, tak peduli bagaimana pun keadaanmu, karena hatimu terlalu indah untuk dimubadzirkan pada cinta yang tak semestinya.

Cukupkanlah saja orang tua ku menjadi prioritas utamaku, selebihnya ku ingin mereka bangga kepadaku.



Ketika aku dan kamu menjadi “kita” jangan pernah hilangkan DIA di hati kita. Karena DIA ALLAH Sang Maha Cinta.

kau umbar rasa cinta mu, kau koar-koar kan tanpa adanya rasa malu, ya ukhti.. Mengapa gerangan? Agar mereka tau bahwa kau sedang jatuh cinta? Merana karena merindu seseorang yg blm halal bagimu, seseorang yg blm tentu jd mahram mu.. Ya ukhti.. Tak takutkah engkau pd azab allah? Menukarkan kebahagiaan haqiqi dg kesenangan semu dunia mu.. Yaa ukthi, saudariku.. Jagalah hatimu, hanya untuk dia yg memang pantas mendapatkan mu sampai kan tiba waktu yg indah itu..

ya ukhti.. Bahagianya aku memiliki kalian, yg akan dg tegas berkata "tidakk!" jika menyangkut melanggar perintah Allah, dan senantiasa tak jemu mengingatkan dan mengajak untuk semakin lebih dekat kepada Allah, menuju Jannah-Nya bersama.. Subhanallah, semoga pertemanan ini tak hanya di dunia, tetapi sampai kelak di surga-Nya. Aamiin.

Kepuasan hati adalah saat dimana aku dapat membuat orang-orang disekitarku tersenyum karena ku 

Dia lelaki yg baik, sayang.. Mereka hanya melihat dr masa lalunya. Lihatlah ia, tak sekalipun terlambat menuju Masjid. Lihatlah ia, parasnya selalu basah karna air wudhu. Lihatlah ia, bibirnya selalu rindu mengumandangkan adzan. Lihatlah ia, tak sekalipun Al-Qur'an ditinggalkannya. Lihatlah ia, yang tak ingin jauh dr sajadah. Lihatlah lagi, ia selalu menundukkan kepala saat yang bukan mahramnya ada d dekatnya, bahkan hanya sekedar melintas. Lihat lelaki itu! Senantiasa menjaga lisan dan pandangannya. Senantiasa menjaga telinga dan perbuatannya. Mengapa masih menengok masa lalunya ? Ia telah berhijrah, mungkin kekhilafannya telah membutakannya dulu. Tapi, lihatlah ia sekarang.. Ia bersinar, ia bercahaya. Ia takut pada Tuhannya. Masihkah kalian mengumpat dan membencinya?

Munafik jika aku mengatakan aku tidak merindukan saat-saat dimana dulu rambutku terurai, memakai pakaian trend terkini yang memperlihatkan bentuk dan lekuk tubuh. Munafik jika aku bilang tak merindukan masa pacaran. Tapi aku sadar, jilbab yg ku kenakan ini melindungiku dr pandangan nafsu mereka, dari pandangan liar lelaki kurang ajar. Jilbabku ini memperkenalkan aku pada rasa malu. Malu saat para lelaki mengatakan "waw, kau cantik" "waw, kau putih" "waw, kau seksi" "waw, kau langsing" dan merasa malu, saat mereka mencintaiku karna parasku, bukan kepribadianku dan bukan karna Rabb-ku. Jilbabku selalu memperingatkanku saat ada niatan buruk sekecil apapun d hatiku. Dan sampai kapan jilbab ini akan bersamaku wallahualam.


Waktu Allah bilang pacaran itu dosa dan ngelarang buat pacaran, eh pura-pura ga denger, ga peduli. Giliran sakit hati, eh ngeluh dan curhat ke Allah. What do you mean ? --" πŸ˜‚πŸ˜†πŸ˜… inget ya ukhty, cowo yang baik ga bakalan ngajak kamu buat mendekati zina, mendekati maksiat. yaa kayak pacaran gitu contohnya πŸ˜ŒπŸ˜‰☺️😊


"Just Friend" its hurt.

Mereka mengatakan jarak itu menyiksa. Tidak! Bagiku jarak adalah penguat rasa, sebagai bukti apakah cinta itu masih ada atau enyah kemana, sebagai pertanda apakah kesetiaan itu masih ada, semakin menebal atau malah luntur bersama berlalunya waktu. Bagiku rindu itu manis, merekam kembali ingatan dahulu, memulai lagi memori ketika dulu, tersenyum pada setiap bayangan yg tergambar di pelupuk mata. Mengapa meragu? Keyakinan yg akan menyapa. Ini bukanlah tentang jarak. Bukan tentang batas kota dan negara. Bukan pula tentang waktu dan pengkhianatan. Ini tentang rindu, tentang cinta, tentang pengorbanan, tentang ketulusan dan kesetiaan.


Aku hanya ingin tahu seberapa jauh kau mengenalku 

<3




Hujan kamis malam awal Desember membawa aroma nostalgia tanpa bicara, aroma kenangan bercampur luka.

Diujung batas senja aku melukis serpihan kisah yang telah lama terlupa.

Seharusnya dia sudah kembali sekarang :"

Jika kau mengharapkan seorang gadis yg bisa menjadi pacarmu dan berpacaran dgn mu, berarti gadis itu bukanlah aku. Ya, aku menyukaimu. Tapi aku tak akan menukar akhiratku dg kebahagiaan semu. Jika memang kau mencintaiku, datanglah kerumahku bersama keluargamu, ucapkan janji itu d dpn penghulu dan waliku.

Walaupun sudah jarang tapi masih ada :)semoga aku kebagian ya :"

Senja ke-2 awal Desember membuka perih yg dulunya sempat terobati. Senja muda mengecup luka yg terbuka. Aah, apakah aku harus membicarakan cinta? Cinta pertama awal remaja. Sudahlah, jangan semakin kau koyak hatiku. Tertawa kau melihat candu kembali meracuniku. Pergilah saja! Bersama senja yg mendatangkanmu.

Hai cinta ! Semoga takkan pernah henti kau baca AyatNya :) membaca risalah dari Rabb kita :) siapapun engkau, aku akan menantimu.. Menantikan saat engkau membimbingku, mengajariku dan bersama-sama membaca kitabNya :)




:)

Puisi - Izinkan Aku Menjadi Makmum Mu

Izinkan Aku Menjadi Makmum Mu..


Kau yang menyatukan tanganmu saat mereka mendekat
Kau yang tak pernah berhenti bermunajat
Kau yang tak sekalipun tinggalkan dzikkir kepada-Nya
Kau yang selalu menyebut Asma-Nya
Kau yang selalu menjaga matamu dari pandangan menggoda iman
Tak pernah sepi walau kau selalu sendiri
Cukupkanlah hatimu pada cinta yang haqiqi
Cinta pada-Nya
                Kita saling mengenal walau tak bertegur sapa
                Kita saling mengerti walau tak saling berbicara
                Berkenalan tak harus menggunakan lisan
                Bersalaman tak harus saling bersentuhan
                Kita saling mendoakan
Melepas rindu dalam setiap doa yang tak terucap
Saling melihat walau mata tak pernah memandang
Selalu percaya walau tak ada kata menjelaskan
Saling menjaga meski kita tak pernah berjumpa
Cukupkanlah aku yang menjadi makmum mu
Cukupkanlah engkau sebagai imamku
Nahkoda yang membawaku berlabuh pada cinta
Cinta yang tak pernah meminta
Tanpa syarat
                Cukupkanlah sahaja cinta bersama mu,
                Cinta atas izin Rabb-ku, yang memilihmu menjadi takdirku
                Bilamana dua insan tak saling mengenal, menyatu dalam perahu kehidupan
                Menyelami bahtera menuju Jannah-nya
                Ketika aku, kamu menyatu dalam kata “kita”
                Tak akan pernah meninggalkan DIA
                DIA-lah Allah Ta’alla sang Maha Cinta
                Pemilik kesempurnaan cinta sejati
Mengapa kita selalu resah kala sendiri?
Mengapa kita perlu merasa sepi?
Kala Allah tak pernah sejenakpun pergi?
Kala Allah selalu ada untuk menemani?
Tak peduli bagaimana pun keadaanmu
Tak peduli betapa kelamnya masa lalu mu
Tak peduli seberapa sering kau melupakan-Nya
Allah Azza Wajalla tetaplah mencintaimu
Berharap kau tak mubadzirkan perasaanmu
Memubadzirkan hatimu..
Memubadzirkan air matamu..
DIA tak pernah ingin engkau terluka
Memikirkan dan patah hati oleh seseorang yang belum tentu jodohmu
                Masih ragukah engkau pada-Nya?
                Kepada DIA yang sangat menyayangimu?
                Cintailah aku, tanpa pernah mengurangi rasa cintamu kepada-Nya
                Cintailah aku, dalam upayamu melengkapi kecintaanmu pada Tuhanmu
                Cintailah aku, tanpa pernah meninggalkan Rabb-mu
                Karna aku akan melakukan hal yang sama,
                Mencintaimu atas seizin Tuhanku
                Mencintaimu dalam upayaku melengkapi kecintaanku pada Tuhanku
                Lalu, nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan ?

Karya : Risma Nurtrifani

Puisi - Kode Cinta Tunas Kelapa

Kode Cinta Tunas Kelapa



Hanya lewat sekedar melintas
Tak berhenti walau sejenak memandang
Bersama pasak-pasak tenda yang selalu kau bawa
Mungkinkah kau akan membangun tenda di hatimu?
Pada hati sekeras baja itu?
Semaphore-semaphore itu mengganggu mataku
Seakan tak izinkan aku memandangmu
Apakah kau akan memberiku kode-kode itu?
Berharap aku mematahkan teka-teki mu
                Serumit cinta di bumi perkemahan
                Mengharuskan aku menjelajahi pemikiran konyolmu
                Menguatkan tali asmara agar tetap tersambung
                Membangun pioneri untuk membuktikan rasaku
                Bisakah engkau tetap tinggal dan jangan berpindah?
                Seperti berpindahnya tenda milikmu
Tersenyum pada setiap sorakan jingle mu
Hatiku masih panas,                                   
Walau aku tak ikut mendekat pada api unggun
Mengelilingnya terlalu mudah bagiku, namun terlalu sulit mengelilingmu
Saat kau selalu berlari dariku
Apakah aku harus menjadi pradani untuk bisa bersanding denganmu?
Haruskah aku miliki semua pangkat-pangkat itu?
Untuk membuat hatimu luluh
Jadikan cinta bak tunas kelapa
Membiarkannya tumbuh dan bersemi pada dirimu
Tetaplah disini pradana ku
Bertahan, berdiri tegap pada titian hatiku

Karya : Risma Nurtrifani

Bukit Ice Cream - Yuk Explore Batam !


Bukit Ice Cream - Yuk Explore Batam !


uda pada denger bukit ice cream belum gan? apa bukit yang banyak ice cream nya? haha.. bukan. bukit ice cream merupakan nama tmpat di daerah Kepulauan Riau. lebih tepatnya di Kp.Beringin ( Djibot ) RT.01 / RW.05 Desa Kuala Sempang , Kec.Seri Kuala Lobam - BINTAN. amazing banget lho gan tuh tempatnya, sayang banget kalau kalian ke Batam tapi ga berkunjung ke bukit ice cream. Indonesia tuh bagus banget. gak kalah sama negara-negara lain, udah kagak usah mikir lagi, explore Batam yuk gan.. pastinya akan ada banget tempat-tempat lain yang menakjubkan. this recommended banget deh buat tempat liburan, ini sebagian foto-foto di bukit ice cream.




 indah bukan? indah banget Indonesiaku. ayo berkunjung ke Bukit Ice Cream di Kp.Beringin ( Djibot ) RT.01 / RW.05 Desa Kuala Sempang , Kec.Seri Kuala Lobam - BINTAN.



Puisi - Persimpangan Jalan

Persimpangan Jalan



Kau yang berbaring bersama ku diantara rumput liar kala itu
Kau yang mengusap peluhku kala mentari mulai mengggangguku
Menghapus setiap duka dan air mata
Kau yang menjadi tiang sandaranku
Itu dulu..
            Apa lagi yang harus ku tunjukkan?
            Bukti apa yang harus  ku beri?
            Jika setiap upayaku tak lagi berarti untukmu
Tak tahu kah engkau?
            Bahwasanya aku telah lelah mengejarmu
            Kau yang terus berlari dariku
            Terlalu asik dengan permainanmu
            Tak hiraukan aku di belakangmu
            Aku lelah, aku ingin berhenti
Mengistirahatkan hatiku
Menata perasaanku
Rasa yang semestinya dari awal ku akhiri
Dan memang aku tahu, aku tak pernah terlahir untukmu
Kau tak kan pernah menjadi takdirku
Cinta yang salah, walau bukan pada orang yang salah
Aku tertipu halusinasiku
Mengesampingkan logika dan pikiranku
Aku sadar, jangankan menantiku
Bahkan kau tak pernah menengokku
Sekedar ingin tahu apakah aku masih di belakangmu
Terlalu jauh engkau berlari
Aku tak tahu, aku tak bisa melihatmu
Aku masih berjalan mencarimu
Walau kaki ini sungguh tak mampu lagi berdiri
Namun apa yang ku temui, hanya persimpangan
Aku tak tahu jalan mana yang kau lewati
Arah mana yang akan ku pilih
Untuk kembali sungguh tak mungkin
Tak ada jalan yang membawaku pulang
Maaf, harus ku lepas ego ku
Maaf, aku tak bisa lama menunggumu
Aku tak bisa berlari lagi
Maafkan aku..
Aku berhenti.

Karya : Risma Nurtrifani

Cerpen - Dimana Malaikat Itu

Dimana Malaikat Itu




Pagi yang dingin, bersama daun yang bergoyang lirih, embun yang hinggap pada kuncup-kuncup bunga mulai perlahan jatuh ke tanah.. sepi, teramat hambar terasa..
                “Ren, coba sini sebentar.. anak gadis kok pagi-pagi melamun di dekat pintu.. ayo, bantuin ibu memetik teh di kebun” suara ibu menghentikan lamunanku, aku pun beranjak dari duduk ku dan berjalan bersama ibuku, melewati jalanan yang di kiri terdapat tebing-tebing, dan kanan jalan terdapat jurang, indah memang, aku bisa melihat sejuknya pagi hari, gunung-gunung dan bukit-bukit yang masih tertutup embun.. melewati pematang, banyak orang-orang seusia ibuku yang juga sedang memetik teh, tidak seperti banyak orang, ibuku memetik teh bukan untuk dikumpulkan pada pengempul melainkan untuk diproduksi dan dijual sendiri.
                Sampailah aku dan ibuku di kebun peninggalan alm. Ayah.. memang kecil, hanya beberapa petak, namun karena kebun inilah keluargaku bisa bertahan hidup. Setelah banyak teh yang sudah aku dan ibuku kumpulkan, dari kejauhan aku melihat seorang gadis kecil berlari dengan senyuman dan tangan yang melambai, rambutnya hitam panjang sepinggang, berkulit putih, bibir merah yang mungil, lesung pipi di pipi kirinya, berhias tahi lalat di dekat bibirnya, memakai rok sedikit di bawah lutut dan kaos panjang berwarna coklat, ia semakin dekat.. kini ia tepat berdiri di hadapanku “kakak, kakak jahat ninggalin aku dirumah sendirian” ia memasang wajah cemberut, aku pun tersenyum dan mencubit pipi kanannya “siapa suruh jam setengah 6 masih tidur?” ia pun memeluk ku, dia adikku, namanya Dinda, aku dan dia berjarak cukup lama, aku yang kini menginjak 17th dan adikku masih berusia 10th, Dinda tak pernah lepas dari dekapku, ia selalu ikut kemana pun aku pergi, hanya kali ini aku meninggalkannya dirumah, aku ingin membangunkannya namun ia terlihat sangat pulas tertidur, aku tidak tega membangunkannya, jadilah aku pergi bersama ibuku.
                Malam itu sudah lewat pukul 9 malam, diluar hujan angin, sungguh deras sampai-sampai beberapa genteng rumah jatuh, suara gemuruh begitu menggelegar, Dinda begitu erat mendekapku, ia ketakutan, ya, aku tidur sekamar dengan Dinda, ia begitu manja kepadaku bahkan tak pernah manja pada ibu, semua itu tidak menggangguku, justru aku senang dengan tingkah polanya kepadaku. “sebentar ya Din, kakak mau keluar sebentar, sepertinya beberapa genteng rumah kita pada jatuh lagi” aku mengelus rambut Dinda, “jangan kak, Dinda takut” ia menggelengkan kepala dan semakin erat menggenggam pergelangan tanganku “hanya sebentar, kasihan kan ibu jika harus memperbaiki sendiri?” ia mengangguk dan melepaskan tanganku, aku pun beranjak dari tempat tidurku dan pergi ke teras rumah menuju ibuku “bu, genteng-genteng kita jatuh lagi?” suaraku yang keras bersaing dengan kerasnya suara hujan “ya, Ren..” ibuku membenarkan posisi genteng teras rumah, aku pun mendekat pada tangga yang terbuat dari bambu, aku dengan erat memegangi “bu, biar Reni saja yang ke atas, ibu turun saja” ibu pun menjawab “tidak usah Ren, biar ibu” aku pun semakin lantang “sudahlah bu, biar Reni” ibu pun turun dan aku naik ke atas, ibu memegangi tangga bambu agar aku tidak jatuh, setelah selesai aku dan ibu masuk rumah “kamu ganti baju dulu Ren, kamu basah seperti itu, ibu juga mau ganti baju” aku pun menjawab “ya, bu” selesai ganti baju ternyata hujan tidak begitu deras, aku memasuki kamar dan melihat Dinda tertidur pulas, wajahnya begitu polos dan lugu, aku menyelimutinya dengan kain jarit milikku, aku pun mendekap Dinda yang kedinginan dan sampai akhirnya akupun tertidur.
                Esoknya suara ayam jago membangunkanku, aku pun lekas membangunkan Dinda dengan memainkan telinganya sampai ia merasa geli dan terbangun, akupun bersama Dinda membersihkan kamar tidur dan melipat selimut sambil bercanda, kemudian ada seseorang mengetuk pintu..
                Dok.. dokk.. dokk.. “Assalamu’allaikum..” suara di luar, Dinda menatapku “siapa kak? Pagi-pagi gini kok ada yang namu?” aku mengibaskan selimut menjawab “ngga tau dek” dinda kemudian meletakkan lipatan di dalam lemari “biar Dinda saja yang lihat ke depan” kemudian Dinda menuju depan, selesai membersihkan kamar aku pun menyusul Dinda  “ada apa dek?” dinda kemudian menatapku dan tersenyum memegangi sebuah surat di tangannya.
                Dinda berlari menuju ibu yang sedang memetik teh di kebun, rambutnya mengibas ke kiri dan ke kanan, aku yang sedikit berlari tersenyum memandang Dinda yang berada jauh di depanku “Dinda.. hati-hati, nanti kamu jatuh ke parit” ia tak menghiraukan teriakan ku, aku hanya geleng-geleng menatapnya.
                “ibu, kakak.. ibu..” dinda memegangi tangan ibu “ada apa Din? Kamu kok ngos-ngos an gitu?” ibu heran melihat Dinda yang kelelahan karena berlari tadi, akupun tak lama kemudian sampai di belakang Dinda “ada apa ini Ren? Coba jelasin sama ibu.. kenapa kalian senyum-senyum gitu?” aku dan Dinda saling menatap kemudian Dinda mengatakan “Kakak dapat beasiswa ngelanjutin sekolah ke Philadelpia” ibu menjatuhkan keranjang teh dan semua orang yang hadir di perkebunan itu menghentikan kegiatan mereka dan menatapku tak percaya, jangankan mereka.. aku pun juga tak percaya.
                Saat dirumah ibu duduk didepanku dan Dinda disampingku.
“Ren, Philadelpia itu mana?” ibu menatapku, “Jauh dari Indonesia bu” aku tak berani menatap ibu, “kapan kamu ambil ujian itu?” tanganku begitu dingin “tiga minggu yang lalu bu, aku sebenarnya tak pernah menyangka akan bisa lolos ujian itu bu” Dinda semakin erat menggenggamku “kamu ambil apa?” aku merasa jantungku berdetak hebat “Hubungan Internasional bu” ibu kemudian menghela nafas kemudian ibu beranjak dari tempat duduknya dan pergi, ku rasa ibu marah atas keputusanku yang tak ku tanyakan dulu pada ibu, aku tetap tak berani menatap kemana ibu pergi, kemudian ibu datang dan duduk lagi di depanku dengan membawa tiga buah celengan “ini untukmu Ren, ibu dan alm ayah mu sudah menabung sedari dulu, mungkin uangnya tak seberapa tapi ini bisa untuk uang saku mu nanti disana, maafkan ibu Ren, ibu tidak bisa memberikan uang yang lebih banyak lagi” aku mendongakan kepala ku dan aku melihat butir-butir air bening mengalir dari mata ibu, aku merasakan mataku memerah, buru-buru ku peluk ibu “ibu, Reni tak butuh semua itu, disana sudah tersedia bu, disana Reni akan tercukupi, Reni gratis sekolah disana bu, semua kebutuhan Reni ditanggung si pemberi beasiswa itu bu” tangan ibu memeluk punggungku begitu erat “tetap saja Ren, mana mungkin ibu tega membiarkanmu sendirian, terimalah uang ini Ren jika memang kau menyayangi ibu” aku pun melepaskan pelukan ibu “Reni tidak akan mengambil beasiswa itu bu, Reni  tidak akan kemana-mana, Reni akan tetap disini dan tidak akan meninggalkan kalian berdua” dinda kemudian menatapku dengan penuh amarah “apa maksud kakak tidak akan mengambil beasiswa itu? Kesempatan ini tak akan datang kedua kali. Kak, jika alasan kakak tidak mengambil beasiswa itu karena tidak ingin meninggalkan aku dan ibu, kakak salah besar. Kakak harapan kami, gapai cita-cita kakak, toh juga ada jalan menuju kesana. kak.. demi ayah yang uda ngga ada, demi ibu, demi aku kak” Dinda mengubah raut wajahnya yang semula marah menjadi sedih dan berlari menuju kamar, meninggalkanku bersama ibu, kemudian ibu menganggukkan kepalanya, aku pun menyusul Dinda, ku lihat ia sedang berbaring memunggungiku sambil menangis “Dinda marah ya sama kak Reni?” tanyaku, Dinda hanya diam tak menjawab “maafin kakak ya dek, demi Dinda, kakak akan ambil beasiswa itu, Dinda jangan marah lagi ya” Dinda kemudian menghadapku dan memelukku erat dengan tersenyum
Seminggu kemudian aku berangkat ke Philadelpia, aku masih ingat terakhir kali ibu dan Dinda melambaikan tangan padaku sewaktu mengantarkanku ke terminal bis, letaknya di Kota, mungkin ibu dan Dinda akan pulang naik andong seperti saat berangkat. Diatas pesawat tak bisa sedikitpun aku tak memikirkan ibu dan Dinda, bagaimana mereka, sudah sampaikah, atau mereka sudah makankah, ketika mulai petang semua penumpang pesawat sudah terlelap namun aku tidak. Tak bisa tidur walaupun aku telah berkali-kali mencoba.
Awal-awal di suatu negara lain memanglah sulit, ini bukanlah desa atau kota yang berbeda, ini negara yang berbeda jauh dari Indonesia, sangat jauh.. budaya, adat, perilaku, cara makan, pola hidup, sungguh jauh berbeda dan aku harus bisa beradaptasi, ini bukanlah jarak yang dekat, aku tak bisa sering mengirim surat untuk keluargaku..
Tahun lalu bertemu dengan seseorang yang mengikat hatiku, dia baik, tinggi, berkulit putih dan berambut pirang, aku berbeda jurusan dengannya, namun kami bertemu ketika acara bakti sosial di suatu daerah yang membutuhkan. Ia memeluk islam, aku pun mengirim surat pada Ibu dan ibu pun setuju jika memang itu pilihanku dan tepat untukku, aku sungguh berharap Ibu dan Dinda datang menghadiri pernikahanku disini namun ibu dan Dinda tak bisa, perkebunan tak bisa ditinggal, siapa yang akan mengurus kebun teh kalau bukan ibu dan Dinda, dengan terpaksa aku pun melangsungkan pernikahanku disini tanpa ibu dan Dinda.
Tak terasa sudah 8 tahun aku meninggalkan tanah pertiwi dan tinggal di Philadelpia, kini usiaku 25 tahun, aku sudah mengukir masa depanku, benar kata Dinda, tak ada cita-cita yang terlalu tinggi. Kini saatnya aku kembali ke Indonesia, ke tempatku, ke tempat yang selalu ku rindu, rumahku.. ibu, terutama Dinda adik perempuanku. Tak henti-henti disetiap waktu aku membayangkan bagaimana adik perempuanku sekarang, pasti ia sangatlah cantik jelita, lebih cantik dari semasa ia masih kecil, besok adalah ulang tahun Dinda yang ke 18 tahun, aku sengaja tak mengiriminya surat, aku akan membuat kejutan untuk Dinda.
“assalamu’alaikum bu” aku dan suamiku memasuki rumahku, rumahku yang penuh memori dan kehangatan walaupun tak ada yang berubah,masih rumah kecil yang dulu, dengan genteng yang apabila terkena hujan bisa jatuh sewaktu-waktu, ku lihat ibu keluar dari dalam kamar, ibu yang dulunya kuat kini telah keriput, kulitnya tak sehalus dulu, matanya tak  sejernih dulu, rambut hitamnya kini telah memutih, tak kuasa membendung air mata, aku berlari ke arah ibu, ku peluk ia, ibu menangis tersedu-sedu melihatku, aku telah berubah, jauh berbeda dari dulu, dulu yang aku pergi sendiri kini datang dengan pendamping apalagi saat ku katakan pada ibu aku tengah hamil muda, baru 2 bulan, ibu sungguhlah bangga padaku dan senang mendengar kabar bahagia itu, ibu senang aku bisa menggapai cita-citaku dan mendapat pendamping yang tepat.
Tak lama pun aku mulai bertanya pada ibu “oh ya bu, bagaimana Dinda sekarang? Pasti ia tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik sekarang, aku selalu memikirkan dia bu, apa dia masih manja bu? Dulu kan dia selalu ikut kemana pun aku pergi” ibu pun tersenyum “ya, kau benar Ren, adikmu tumbuh menjadi gadis yang cantik, amat cantik malah, dia tak pernah manja lagi saat kau pergi, mungkin saat awal-awal ia selalu menangis di setiap malam, namun setelah itu tidak lagi, ia tumbuh menjadi gadis ceria dan tidak pendiam sepertimu” aku pun tertawa, ibu meneruskan “adikmu itu sangat cantik Ren, sangat” aku merasa bahagia mendengar cerita ibu, sungguh aku ingin melihat Dinda “bu, Dinda sekarang 18 tahun kan? Aku ingin memberikan kejutan pada Dinda bu, itulah sebabnya aku tidak memberi kabar kepada ibu bahwa aku akan datang, dimana Dinda bu?” aku sungguh tidak sabar.
Ibu pun mengajak ku dan suami ku pergi, melewati pematang, kebun, dan sampailah di bukit, ya.. aku merindukan tempat ini, aku telah lama tidak ke pusara ayah, selesai berdoa aku pun berdiri “ayo bu menemui Dinda” aku tersenyum namun ibu menjawab “kita sudah sampai” aku pun bingung “Dinda disini? Dimana dia bu? Jangan-jangan dia mau main petak umpat seperti dulu, awas ya Din..” aku mulai menatap ke kanan dan ke kiri namun ibu malah menangis “Dinda disini, disamping pusara ayahmu” aku berhenti tersenyum, ku tatap pusara di samping pusara ayah.. “Dinda.. tidak mungkin, bagaimana bisa?” aku mulai menangis hebat, tak terhentikan, aku jatuh terkulai diatas pusara Dinda..
“Dinda sangat cantik, ia tumbuh jadi gadis tercantik di desa ini, banyak pria yang menyukai Dinda, tak jarang malah menggoda Dinda, terkadang terlalu cantik malah membawa petaka, kejadian itu terjadi 3 bulan lalu, ketika hari mulai senja, biasanya Dinda akan pulang dari menjual teh-teh, namun kali itu tidak, Dinda tak pulang, diluar hujan deras, ibu menunggu dengan resah, ibu sudah keluar namun tak menemukannya, 2 hari kemudian, ada pencari rumput melihat Dinda, ia jatuh ke jurang, bajunya robek, Dinda sudah tiada, sebelum meninggal ternyata ada sekelompok pemuda  yang melihat Dinda, mereka terpikat oleh kecantikannya dan mereka melecehkan Dinda, demi menutupi perilaku buruknya, ia melenyapkan Dinda” ibu bercerita dengan terisak-isak “dan membuangnya ke jurang, namun siapa pelakunya tak pernah bisa ditemukan”
Hatiku hancur, bagaimana mungkin semua ini bisa terjadi, Dindaku.. adik perempuanku.. malaikatku.. tubuhku lemas, tetap memeluk nisan adik perempuanku, aku terjatuh tak sanggup berdiri, “maafkan kakak, seharusnya memang kakak tidak pergi, harusnya kakak tetap disini menjagamu, menemanimu, pasti semua ini tidak akan pernah terjadi padamu, maafkan kakak Dinda..”

Karya : Risma Nurtrifani

                                      

Terjemahan Lirik Lagu Flashlight - Jessie J

Terjemahan Lirik Lagu Flashlight - Jessie J

cr : google

When tomorrow comes

Saat esok tiba
I'll be on my own
Aku kan sendirian
Feeling frightened up

Merasa takut
The things that I don't know
Pada hal-hal yang tak kutahu
When tomorrow comes
Saat esok tiba
Tomorrow comes

Esok tiba
Tomorrow comes
Esok tiba

And though the road is long

Dan meski jalannya panjang
I look up to the sky
Kutatap angkasa
In the dark I found, I stop and I won't fly

Di dalam gelap kudapati, kuberhenti dan aku takkan terbang
And I sing along, I sing along, then I sing along
Dan kubernyanyi, kubernyanyi, lalu kubernyanyi


I got all I need when I got you and I

Kumiliki semua yang kubutuhkan saat kumiliki dirimu dan aku
I look around me, and see sweet life
Kulihat sekitarku, dan kulihat hidup yang indah
I'm stuck in the dark but you're my flashlight

Aku terjebak dalam gelap tapi kaulah lampu senterku
You're gettin' me, gettin' me through the night

Kau membuatku bisa, membuatku bisa lalui malam
Can't stop my heart when you shinin' in my eyes

Tak bisa hentikan hatiku saat kau bersinar di mataku
Can't lie, it's a sweet life

Tak bisa berdusta, ini hidup yang indah
I'm stuck in the dark but you're my flashlight

Aku terjebak dalam gelap tapi kaulah lampu senterku
You're gettin' me, gettin' me through the night
Kau membuatku bisa, membuatku bisa lalui malam
Cause you're my flash light

Karena kaulah senterku
You're my flash light, you're my flash light

Kaulah senterku, kaulah senterku

I see the shadows long beneath the mountain top

Kulihat bayan-bayang jauh di bawah puncak gunung
I'm not afraid when the rain won't stop
Aku tak takut saat hujan tak berhenti
Cause you light the way

Karena kau terangi jalan
You light the way, you light the way

Kau terangi jalan, kau terangi jalan


Lirik Charlie Puth - One Call Away dan Terjemahan



Charlie Puth - One Call Away

cr : google

I'm only one call away
Aku satu-satunya yang akan datang
I'll be there to save the day
Aku akan berada di sana untuk menyelamatkan hari
Superman got nothing on me
Manusia super bukanlah diriku
I'm only one call away
Aku satu-satunya yang akan datang

Call me, baby, if you need a friend
Telepon aku sayang, jika kau membutuhkan teman
I just wanna give you love
Aku hanya ingin memberimu cinta
C'mon, c'mon, c'mon
Ayo, ayo, ayo
Reaching out to you, so take a chance
Menggapai untuk dirimu, sehingga mengambil kesempatan

No matter where you go
Tak peduli kemana kau pergi
You know you're not alone
Kau tahu, kau tak sendirian

I'm only one call away
Aku satu-satunya yang akan datang
I'll be there to save the day
Aku akan berada di sana untuk menyelamatkan hari
Superman got nothing on me
Manusia super bukanlah diriku
I'm only one call away
Aku satu-satunya yang akan datang

Come along with me and don't be scared
Datang bersamaku dan jangan takut
I just wanna set you free
Aku hanya ingin membuat kau bebas
C'mon, c'mon, c'mon
Ayo, ayo, ayo
You and me can make it anywhere
Kau dan aku bisa melakukan di manapun
For now, we can stay here for a while
Untuk saat ini, kita bisa tinggal di sini untuk sementara waktu
Cause you know, I just wanna see you smile
Karena kau tahu, aku hanya ingin melihat kau tersenyum

No matter where you go
Tak peduli kemana kau pergi
You know you're not alone
Kau tahu, kau tak sendirian

I'm only one call away
Aku satu-satunya yang akan datang
I'll be there to save the day
Aku akan berada di sana untuk menyelamatkan hari
Superman got nothing on me
Manusia super bukanlah diriku
I'm only one call away
Aku satu-satunya yang akan datang

And when you're weak I'll be strong
Dan ketika kau lemah aku akan menjadi kuat
I'm gonna keep holding on
Aku akan terus menjaga
Now don't you worry, it won't be long
Sekarang jangan khawatir, itu tidak akan lama
Darling, and when you feel like hope is gone
Sayang, jika kau merasa seperti hilang harapan
Just run into my arms
Datanglah ke pelukanku

I'm only one call away
Aku satu-satunya yang akan datang
I'll be there to save the day
Aku akan berada di sana untuk menyelamatkan hari
Superman got nothing on me
Manusia super bukanlah diriku
I'm only one call away
Aku satu-satunya yang akan datang
I'm only one call away
Aku satu-satunya yang akan datang



Powered by Blogger.

Total Pageviews

Visitors

Flag Counter